You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

بسم الله الرحمن الرحيم

Senin, 28 Mei 2012

Hizbut-Tahriir Serupa dengan Syi’ah dalam Pencelaannya terhadap Mu’aawiyyah (bin Abi Sufyaan) radliyallaahu ‘anhu


Salah satu tokoh/aktifis Hizbut-Tahriir yang bernama Dr. Muhammad bin ‘Abdillah Al-Mis’ariy – semoga Allah memberikan petunjuk kepadanya – pernah berkata :
فيما يتعلق بمعاوية بن أبي سفيان، قلت في معرض ردي على سؤال من أحد الأخوة الشيعة الحضور أنني اعتبر معاوية (مغتصبا) وأنني أعتقد أنه سيلقى جزاءه من الله يوم القيامة على ما ارتكبه من جرائم ولكني لم أكفره بل انني أكدت على أنني اعتبر عهده أصلح من عهد آل سعود
Berkaitan dengan Mu’aawiyyah bin Abi Sufyaan, aku telah mengatakan dalam jawabanku terhadap pertanyan salah seorang saudara dari kalangan Syi’ah yang hadir, bahwasannya aku menganggap Mu’aawiyyah adalah seorang perampas ! Dan saya berkeyakinan ia pasti akan menerima balasannya dari Allah pada hari kiamat atas kejahatan yang dilakukannya. Akan tetapi aku tidak mengkafirkannya. Bahkan aku berkeyakinan masapemerintahannya lebih baik daripada masa pemerintahan keluarga Su’uud” [selebaran resmi Comittee for the Defence of Legitimate Rights in Saudi Arabia (اللجنة الدفاع عن الحقوق الشرعية); tanggal 22/10/1415 atau 23/3/1995 M].

Pencelaan ini, salah satunya, disebabkan oleh fikrah resmi Hizbut-Tahriir yang telah mendepak Mu’aawiyyah bin Abi Sufyaan radliyallaahu ‘anhu dari jajaran shahabat Nabi, sebagaimana dituturkan oleh pendirinya, Taqiyyuddiin An-Nabhaaniy rahimahullah :
معاوية بن أبي سفيان رأى الرسول واجتمع به, وكل من رأى الرسول واجتمع به فهو صحابي, فالنتيجة أن معاوية بن أبي سفيان صحابي, وهذه النتيجة خطأ, فليس كل من رأى الرسول واجتمع به صحابي, وإلا لكان أبو لهب صحابياً
“Mu’aawiyyah bin Abi Sufyaan pernah melihat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallamdan berkumpul dengannya. Dan setiap orang yang pernah melihat Rasulullahshallallaahu ‘alaihi wa sallam dan berkumpul dengannya, maka ia disebut shahabat. Maka kesimpulannya, Mu’aawiyyah bin Abi Sufyaan termasuk shahabat. Kesimpulan ini keliru. Tidaklah setiap orang yang pernah melihat melihat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan berkumpul dengannya itu disebut sebagai shahabat. Jika tidak demikian, niscaya Abu Lahab juga termasuk shahabat (dengan definisi ini)” [Asy-Syakhshiyyah Al-Islaamiyyah, 1/43].
Tentang definisi shahabat dan kekeliruan pemahaman An-Nabhaaniy ini bisa rekan-rekan baca dari tulisan Al-Akh Al-Ustaadz Abu Salmaa hafidhahullah berjudul : Mu’aawiyyah bin Abi Sufyaan, Shahabat yang Terdhalimi.
Mu’aawiyyah bin Abi Sufyaan radliyallaahu ‘anhumaa tetaplah salah seorang shahabat Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, meskipun Al-Mis’ariy dan Hizbut-Tahriir tidak suka. Inilah pandangan ulama salaf tentang diri Mu’aawiyyah.
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْحُسَيْنِ بْنِ مُكْرَمٍ، ثنا سُرَيْجُ بْنُ يُونُسَ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ رَجَاءٍ، عَنْ عُثْمَانَ بْنِ الأَسْوَدِ، عَنِ ابْنِ أَبِي مُلَيْكَةَ، قَالَ: قِيلَ لابْنِ عَبَّاسٍ: إِنَّ مُعَاوِيَةَ أَوْتَرَ بِرَكْعَةٍ فَقَالَ: " دَعَوْنَا مِنْ مُعَاوِيَةَ فَإِنَّهُ قَدْ صَحِبَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ "
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al-Husain bin Mukram : Telah menceritakan kepada kami Suraij bin Yuunus : Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Rajaa’, dari ‘Utsmaan bin Al-Aswad, dari Ibnu Abi Mulaikah, ia berkata : Dikatakan kepada Ibnu ‘Abbaas : “Sesungguhnya Mu’aawiyyah shalat witir satu raka’at saja”. Ibnu ‘Abbaas berkata : “Tinggalkan kami dari urusan Mu’aawiyyah, karena ia telah bershahabat dengan Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam” [Diriwayatkan oleh Ath-Thabaraaniy dalam Al-Kabiir no. 11247; sanadnya hasan atau shahih. Diriwayatkan juga oleh Al-Aajurriy dalam Asy-Syarii’ah 3/514].
Ibnu ‘Abbaas radliyallaahu ‘anhumaa jelas menyebutkan Mu’aawiyyah adalah shahabat Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
وَأَنْبَأَنَا ابْنُ نَاجِيَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعِيدٍ الْجَوْهَرِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ، قَالَ: سَمِعْتُهُ وَقِيلَ لَهُ: " أَيُّمَا أَفْضَلُ مُعَاوِيَةُ أَوْ عُمَرُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ؟ فَقَالَ: أَصْحَابُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لا يُقَاسُ بِهِمْ أَحَدٌ "
Telah memberitakan kepada kami Ibnu Naajiyyah, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Ibraahiim bin Sa’iid Al-Jauhariy, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Abu Usaamah. Ia (Ibraahiim) berkata : Aku mendengarnya (Abu Usaamah) dan dikatakan kepadanya : “Mana yang lebih utama : Mu’aawiyyah ataukah ‘Umar bin ‘Abdil-‘Aziiz ?”. Maka ia menjawab : “Shahabat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam,tidak boleh dibandingkan dengan mereka seorang pun” [Diriwayatkan oleh Al-Aajurriy dalam Asy-Syarii’ah 3/520; shahih].
Abu Usaamah, namanya adalah Hammaad bin Usaamah, salah seorang ulama shighaaru atbaa’ut-taabi’iin. Ia menyebut Mu’aawiyyah sebagai shahabat Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam yang tidak dapat dibandingkan dengan ‘Umar bin ‘Abdil-‘Aziiz rahimahullah.
وَحَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ شَهْرَيَارَ، قَالَ: حَدَّثَنَا فَضْلُ بْنُ زِيَادٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا رَبَاحُ بْنُ الْجَرَّاحِ الْمَوْصِلِيُّ، قَالَ: سَمِعْتُ رَجُلا، يَسْأَلُ الْمُعَافَى بْنَ عِمْرَانَ فَقَالَ: يَا أَبَا مَسْعُودٍ، أَيْنَ عُمَرُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ مِنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ أَبِي سُفْيَانَ؟ فَرَأَيْتُهُ غَضِبَ غَضَبًا شَدِيدًا وَقَالَ: لا يُقَاسُ بِأَصْحَابِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحَدٌ، مُعَاوِيَةُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ كَاتِبُهُ وَصَاحِبُهُ وَصِهْرُهُ وَأَمِينُهُ عَلَى وَحْيِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
Dan telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Syahrayaar : Telah menceritakan kepada kami Fadhl bin Ziyaad, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Rabbaah bin Al-Jarraah Al-Maushiiliy, ia berkata : Aku mendengar seseorang bertanya kepada Al-Mu’aafaa bin ‘Imraan. Ia berkata : “Wahai Abu Mas’uud, dimanakah kedudukan ‘Umar bin ‘Abdil-‘Aziiz dibandingkan Mu’aawiyyah bin Abi Sufyaan ?”. Maka aku (Rabbaah) melihatnya (Al-Mu’aafaa) sangat marah, lalu berkata : “Tidak boleh dibandingkan seorang pun dengan shahabat Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Mu’aawiyyahradliyallaahu ‘anhu adalah sekretaris beliau, shahabat beliau, kerabat beliau, dan kepercayaan beliau atas wahyu Allah ‘azza wa jalla (untuk menulisnya)” [Diriwayatkan oleh Al-Aajurriy 3/520; sanadnya hasan].
Al-Mu’aafaa bin ‘Imraan Al-Azdiy rahimahullah adalah salah seorang ulama shighaaru atbaa’ut-taabi’iin.
Perkataan siapakah yang layak diterima antara tokoh Hizbut-Tahriir dengan tokoh ulama salaf ?. Tak perlu diperhatikan apa yang dikatakan oleh An-Nabhaaniy rahimahullah dan orang-orang yang ta’ashub dengannya……
Bagi Al-Mis’ariy, ia tidak akan menggubris sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa salam :
إِذَا ذُكِرَ أَصْحَابِي فَأَمْسِكُوا
Apabila disebutkan shahabat-shahabatku, maka diamlah” [Diriwayatkan Abu Nu’aim dalam Tatsbiitul-Imaamah no. 162 & 199, Ath-Thabaraaniy dalam Al-Kabiir no. 10448, ‘Abdurrazzaaq dalam Al-Amaaliy fii Aatsaarish-Shahaabah no. 51, Ibnu Baththah dalamAl-Ibaanah no. 709 & 1073, dan yang lainnya; dishahihkan oleh Al-Albaaniy dalam Ash-Shahiihah no. 34].
Maksudnya, jika disebutkan perselisihan dan kejelekan dari para shahabat. Adapun kebaikan dan keutamaan mereka, maka dianjurkan untuk disebutkan.
Mu’aawiyyah tidak pernah berniat merampas kekhalifahan ‘Aliy dan Al-Hasan bin ‘Aliyradliyallaahu ‘anhum seperti sangkaan buruk Al-Mis’ariy. Peperangan Mu’aawiyyah disebabkan ijtihadnya dalam menuntut darah ‘Utsmaan bin ‘Affaan radliyallaahu ‘anhumaa yang meninggal secara dhalim. Ibnu Hazm rahimahullah berkata :
ولم ينكر معاوية قط فضل علي وإستحقاقه الخلافة لكن اجتهاده أداه إلى أن رأى تقديم أخذ القود من قتلة عثمان رضي الله عنه على البيعة ورأى نفسه أحق بطلب دم عثمان
“Dan Mu’aawiyyah tidaklah mengingkari sedikitpun keutamaan ‘Aliy dan haknya atas khilafah. Akan tetapi ijtihadnya mengantarkannya pada pendapat untuk mendahulukan menuntut balas orang yang melakukan pembunuhan terhadap ‘Utsmaan daripada urusan bai’at. Dan ia memandang dirinya adalah orang yang paling berhak menuntut darah ‘Utsmaan…” [Al-Fishaal, 4/240-241].
Menjadi kesenangan tersendiri bagi Al-Mis'ariy jika ia membicarakan perselisihan antara Mu’aawiyyah dengan ‘Aliy bin Abi Thaalib radliyallaahu ‘anhum. Akhirnya, ia pun rela memberikan hiburan kepada ‘saudaranya’ dari kalangan Syi’ah dengan mencela Mu’aawiyyah radliyallaahu ‘anhu.

Seja o primeiro a comentar

Protected by Copyscape Plagiarism Scanner

About Me

Foto Saya
محمد فيصل
جا كرتا, Indonesia
Lihat profil lengkapku

Sponsors

Radio Rodja 756AM
Copyright © 2011 MUHAMMAD FAISAL. Diberdayakan oleh Blogger.

Tsaqofah Islamiyyah ©Template Blogger Green by Dicas Blogger.

TOPO